Thursday, April 5, 2012

Skandal Sex Dengan Guruku

Cerita dewasa ini akan saya ceritakan khgususnya bagi anda para penggemar cerita dewasa dengan sedikit unsur cerita panas dan tentunya bendebarkan untuk anda baca, karena dengan membaca sebuah cerita dewasa gairah kita akan kembali membara dengan sedikit aroma adegan mendebarkan dari alur cerita yang kita baca nanti.
Mungkin anda sudah tidah sabar untuk membaca sebuah cerita dewasa yang kebetulan saya dapatkan juga dari situs internet yang lain, namun dalam cerita tersebut memang sangat hot sekali untuk anda baca. Namun sebelumnya saya juga peringatkan bagi anda yang belum dewasa saya harao jangan baca cerita dibawah ini :
Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.
Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.
Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.
Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.
Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.
“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.
Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.
Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.
“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!
Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.
Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.
“Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.
Pak Freddy menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.
Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.
“Sorry, ya Pak”.
Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.
Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.
“Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.
Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.
Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.
Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”
Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, “Udah laper, Et?”.
Aku jawab, “Lumayan, Pak”.
Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.
Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.
Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.
Tidak disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.
Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.
Pak Freddy hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.
Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.
Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.
Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.
Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.
Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.
Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.
Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.
Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.
Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.
Pak Freddy bertanya lagi, “Sakit, Et”.
Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.
Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
“Enak, Et?”
“Lumayan, Pak”.
Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.
“Boleh saya seperti ini, Et?”.
Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.
Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.
Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.
Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku.
Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.
Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.
Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.
Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.
Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.
Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.
Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.
Nah itulah cerita dewasa yang saya maksutkan tadi dan jika anda belum mnerasa puas dengan cerita diatas berita terbaru mempersilahkan anda untuk mencarinya lagi dari berbagai situs yang membahas tentang berbagai cerita dewasa dan sejenisnya. Sekian dulu dari saya semoga anda merasa senang dengan apa yang sudah saya berikan kepada anda semua.

with teacher sex scandal

Today's story I'll tell you the fans, especially for adults with a little story elements, and of course bendebarkan hot story for your reading, because by reading a story today we will be back burning passion with a hint of thrilling scenes from the story that we read later.
Maybe you've tidah wait to read a story that happened today I got also from other internet sites, but the story is indeed very hot one for you read. But before I warn those of you who have not grown harao I do not read the story below:
Just mention my name Etty (not actual), I was still at a private high school. I look exactly pretty, yellowish-white skin, slim body shape but contain dense, slender legs from the thigh to the leg, which is quite sensual lips, thick black hair loose and oval face. Pantatkupun breast and have a somewhat decent shape.
In the mix I'm pretty friendly so it is not surprising that at school I had many good friends children own class II or class I, I myself was still a class II. Men and women are all happy to hang out with. In kelaspun I was one of the students who have good intelligence, ranking sixth out of 10 best students while the increase of class I to class II.
Because kepandaianku mingle and make friends not infrequently good teachers like me in the sense of the word can be invited to discuss the lessons and other general knowledge. One of the teachers that I like is the father of English teachers, handsome ex-shaving with a fantastic beard around his face, is quite high (a little bit higher than I) and a slim but muscular enough. He is still single and that I'd heard he was only 27 years, including a bachelor still very ting-ting to the size of today.
One day after class sports (volley ball is my favorite) I sat down a break in the cafeteria with my friends the other, including the boy-boyfriend, while drinking iced syrup and eat snacks. We are the girls still wear sport shirts and the shorts. Indeed, there the girls look sexy because of her legs including thighs look quite beautiful and white.
Suddenly the father is an English teacher, let's call him Freddy (not true) and we all say, "Good morning .. AAK Paa", and he replied with a smile."Yes, morning all. Well, yes you are tired, exhausted to play volleyball. "I replied, "Yes sir ya, more heat. Done teach, yes sir ". "Yes, twelve and a half hours later I teach anymore, now would ngaso first".
Me and my friends asked, "wrote Sir Here, we just talk", he agreed."OK, one should not mind if you wrote"!Me and my friends say, "No, sir.", Then I replied again, "Once in a while, donk, we dijajanin Pak", and other friends, "Naa .. aa, betuu .. UUL. Setujuu .. ".When Mr. Freddy took a position to sit down immediately I came because I'm happy to be kegantengannya and cash I ngatain friends."Alaa .., Etty, directly deh, deket-deket, do not sir."Mr. Freddy replied, "Ah! Yes, ndak nothing ".
Then I happened to gaze a little flirting with one leg raised as if my body will correct shoes and because they still use a pair of shorts, it was obvious beauty of my thighs. Mr. Freddy smiled and seemed to pretend I'm sorry."Sorry, yes sir".
He replied, "That's OK". Inside I was laughing because it could affect the view of Mr. Freddy.On one Sunday I intend to go into the house of Mr Freddy and say goodbye to Mama and Papa to play a friend's house and came home late in the afternoon with a reason not to do homework together. By coincidence my mother and my father also permit granted. Today's most historic day in my life. When he arrived at the house of Mr Freddy, he's out of the shower and was surprised to see me.
"Eeeh, you Et. Tumben, what is it, how come alone? ".I replied, "Ah, not for fun wrote. Just want to know the father wrote home ".Then he took to get into, "Ooo, so. Come on in.. Sorry my little house like this. Wait, yes, I Paka © clothes first. " It seems Mr. Freddy wearing only a towel only. Soon after he came out and asked once again about my needs. I just explained, "Just want to ask a lesson, sir. Pak Kok very quiet, the house ".He smiled, "I am boarding here. Alone. "
Further discussion about the two of us English until lunchtime and Mr. Freddy said, "Let laper, Et".I replied, "Not bad, sir".Then he stood up from his seat, "You wait a minute, yes, at home. I want to shop around the corner there. Want to buy fried rice. Would you? ".Instantly I said, "Ok, ok wrote, sir.".
When Mr. Freddy go, I'm in his house alone and I walk up to the dining room and kitchen. Because the bachelor, the kitchen filled only pickup only. But I accidentally saw Mr. Freddy room door opened and I entered it into. I saw a collection of English-language literature on the shelves and desk, from magazines to books, almost all of them from abroad and there was a pornographic magazine from overseas and immediately opened the open. Ouch! The pictures are not playing. Guys and girls who are sex with various positions and for some reason the most interesting to me is a picture where a guy with a fun girl licking pussy girls and boys are sucking penis big, long and muscular.The unexpected sound Pak Freddy suddenly heard behind me, "Well! What are you doing there, Et. Let's eat, will trigger a cold rice ".
Gosh! I was startled as she turned to him but his face looks mediocre. Immediately threw the magazine into his bed and told me to get out with a stutter, "Ti .. ti .. no, uh, eng .. ggak doing anything, really, sir. Maa .. aa .. AAF, yes, sir ".Mr. Freddy just smiles, "Yes. Already it's okay. My room is messy. not good to browse through. We eat aja, yuk ".
Thankfully Mr. Freddy was not angry and yell, my heart seemed to calm down but shame can not be lost immediately.At dinner I asked, "Collection of really reading a lot sir. Emang had read all, yes sir ".He replied with a spoonful of fried rice to enter into his mouth, "Yaa .. aah, not all. Not bad for a fad ".Then I was fishing, "Why, was there such things".He asked, "Which is where such things".
I asked with some embarrassment and smiled, "Um .., Yes, that such things, tuh. Emm .., dirty magazine. "Then he laughed, "Oh, is it, anyway. That was a gift from my friend when he was to Europe ".We finished eating into the hall again, and just so happens that Mr. Freddy offered me to see the collection of readings.Then he offered, "If you're serious, we are into the room, yuk".I also immediately went to it. I rushed to her room and I took another porn magazine lying on his bed.
Once in the room, Mr. Freddy asked, "Yes you no shame?", I just shook my head. From then also Mr Freddy casually opened his jeans and I could see something big in it, then he menindihkan chest and keep getting stronger so it touches the vagina. I like to moan but I held back.Mr. Freddy asked, "Pain, Et".
I just shook my head, for some reason since then I started to let go and mulutkupun locked at all. The longer lick Pak Freddy increasingly bold and crazy. Apparently he was really drugged lust and do not remember going to his honor as a Master. I can only sigh, "aa .., aahh, Hemm .., u .., uuh".I finally buckled and kurebahkan me on the bed. Mr. Freddy was up and ask."Delicious, Et?""Not bad, sir".
Without directly asked Mr. Freddy ferociously kissed my mouth, as well as I serve him with one hand while you lust stroking mighty penis. Feel hard at all and seems to have stood up perfectly. His mouth began to suck on both nipples. Practically we both had not spoken again, everything is absolutely stupefied lust is blind. Mr. Freddy stopped merangsangku and taking pornographic magazines are still lying on the bed and asked me one hand while pointing to a boy put his penis into the vagina of a girl who seems resigned below.
"May I like this, Et".I did not answer and just blinked my eyes slowly. Perhaps Mr. Freddy thinks I agree and direct him to straddle my legs wide and sit in front of my vagina. His left hand trying to open up parts of my vagina is tight, while his right hand grasping his penis into my vagina and directing.
Mr. Freddy looks rather difficult to insert his penis into the vagina is still tight, and I felt a little pain as possible the muscles around the vagina is still stiff. Mr. Freddy warns, "Hold the pain, yes, Et". I did not answer because of the pain and continued to resist, "Akhh .., not playing when the pangs of the penile shaft Pak Freddy had started to go, I just wince but Mr. Freddy seems to have no care, continue to besiege his penis until it all and he immediately euthanize her on top of me. Both of my breasts a little depressed but feels good and sufficient to offset the pain in my vagina.
The longer the pain turned to pleasure the penis is in line with the movement of Mr. Freddy shake my vagina. I gasped, "Hah, hah, hah, ..". Pak hands Freddy's arms tighter and tighter to my body and my hands are spontaneously hugged her and stroked her back. The longer the movement of the penis Pak Freddy gives a sense of pleasure and felt in the vagina squirming and spinning.
Now rintihanku are moans of pleasure. Mr. Freddy then rather mengangkatkan body and hand stretched by his hands and palms clutching my hands and pressed hard against the bed and ouwww .., Mr. Freddy further strengthen and accelerate the shuffle of his penis and saw the look on his face that annoyance. The stronger and keep getting stronger so that my body and my head shook bergerinjal thither, and finally Mr. Freddy a little moan along with a sense of warm fluid in the vagina.
Apparently semen is already out and soon he took out his penis and lay down beside me and looked him still panting.After all was quiet he asked me, "How, Et? You okay? Sorry, yes ".I replied, smiling softly, "it's okay. Pak little sick. I am new to this first ".He said, "Equally, I".Then I kind of smiled and fell asleep because I was tired, but I do not know if Mr. Freddy is asleep.
At about 17:00 I was awakened by Mr. Freddy and apparently when I sleep she covered my entire body with a blanket. Appears to me that Mr. Freddy just a towel and said, "We shower, yuk. You have to go home right? ".I was still a little weak when you wake up and to remain in a state of naked I came into the bathroom. Then Mr. Freddy go for me to bring a towel. That's where we both take turns cleaning the body and I will no longer awkward when Mr. Freddy soaping around my vagina that are there are very few spots of blood which may be wound from a torn membrane daraku. So did I, did not feel disgusted again picking and cleaning the mighty penis.
Once all is completed, Mr. Freddy make me a cup of hot sweet tea. It felt so good and felt my body become refreshed. At about 17:45 I go home and say goodbye to Mr. Freddy gives a fairly intimate kiss on my lips. When I drive my car, imagine how the state of Papa and Mama and the good name of the school where I think the most historic events that had been caught. But I ignored it, I consider this as an experience only.
Since then, when there is spare time I come to the house of Mr Freddy to enjoy prowess and I'm grateful too, that the secret never gets out. Until now I still enjoy genjotan Mr. Freddy though I was a student, and as if we were both dating. Mr. Freddy never offered to me to marry me when I've finished college later, but I've never answered. What matters to me now is the first malignancy and might enjoy my English teacher's penis.
Well that's my story maksutkan adults and if you have not been satisfied with the story above mnerasa latest news invite you to look for it again from the various sites that discuss a variety of adult stories and the like. So first of I hope you feel happy with what I gave to you all.

Click Here!