ini berawal dari liburan kuliahku yang
jadi awal cerita sex dewasa dan cerita seks panas ini. Aku memang sudah
punya rencana untuk jalan-jalan sekaligus pulang ke kampung halamanku.
Tidak terasa pesawat yang kutumpangi telah mendarat di bandara Sam
Ratulangi. Aku bingung, ini mau kemana sich?? sudah lama aku nggak
kesini. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku,
” Hei, sudah lama yach? ”
Aku bingung, siapa tante ini.
” Masih ingat tidak sama tantemu ini”? katanya.
Aku cuma menggelengkan kepala. ” Aku tante Linda ” katanya.
Ooo..iya aku langsung jadi teringat sama adik papaku. Ternyata dia yang menjemputku. Singkat kata aku pun berada dirumahnya. Habis makan siang, dia mengajakku mengobrol diruang tamu. Aku tanya sama dia, kok sepi sich?? Dia bilang, memang begini keadaanya tiap hari. Oom boy masih berlayar, sepupuku yang cewek satu-satunya lagi Kuliah katanya.
” Hei, sudah lama yach? ”
Aku bingung, siapa tante ini.
” Masih ingat tidak sama tantemu ini”? katanya.
Aku cuma menggelengkan kepala. ” Aku tante Linda ” katanya.
Ooo..iya aku langsung jadi teringat sama adik papaku. Ternyata dia yang menjemputku. Singkat kata aku pun berada dirumahnya. Habis makan siang, dia mengajakku mengobrol diruang tamu. Aku tanya sama dia, kok sepi sich?? Dia bilang, memang begini keadaanya tiap hari. Oom boy masih berlayar, sepupuku yang cewek satu-satunya lagi Kuliah katanya.
Saat Tanteku ingin mengambil gelas
minumannya, tak sengaja mataku melihat ketengah dadanya yang hanya
terbalut baju kaos yang ketat dan tipis(ngaa’ pake BH cing!!). “Adikku”
langsung ngeras, aduh bahaya nich kalau ketahuan, pikirku. Sambil
berdiri aku berkata mau istirahat dulu. Dia berkata:
” Silahkan, soalnya tante mau istirahat juga.”
” Silahkan, soalnya tante mau istirahat juga.”
Sesampainya dikamar, perasaanku jadi
nggak karuan, soalnya masih ingat dada putih tante Linda tadi.Aku
langsung mengunci pintu kamar, lalu beronani ria sambil membayangkan
wajah tante Linda yang agak mirip-mirip dengan Krisdayanti itu. Oo enak
banget “croott..croot..crot..” aku sudah keluar rupanya. Aku harus
nyari cara nih supaya bisa merasakan dada putihnya tadi. Sambil
pikir-pikir, aku ketiduran.
Aku terkejut dan bangun karena
tiba-tiba saja aku merasa dingin. Wah ternyata sudah gelap, mana hujan
lagi. Kututup jendela kamarku itu, lalu aku beranjak keluar. Hening dan
sepi rumah ini. Aku ke dapur, hanya mendapati si Ijah sedang mencuci
piring. Aku bertanya ke dia,
” Ibu kemana Bi? “.
Bi ijah menjawab kalau tanteku sudah tidur tadi sehabis makan dan sepupuku sedang menginap di rumah temannya. ” Aku kekamar aja dech”, pikirku. Saat menuju kamar, tak sengaja aku melewati kamar tante Linda. Pintunya sudah tertutup rapat. Teringat dada putih yang tadi siang, aku jadi bersemangat untuk melihat, bagaimana sich tante Linda kalau tidur. Pelan-pelan kuintip melalui lubang kunci.Tapi gelap banget. Rupanya lampu dikamar tante Linda sudah padam.
” Ibu kemana Bi? “.
Bi ijah menjawab kalau tanteku sudah tidur tadi sehabis makan dan sepupuku sedang menginap di rumah temannya. ” Aku kekamar aja dech”, pikirku. Saat menuju kamar, tak sengaja aku melewati kamar tante Linda. Pintunya sudah tertutup rapat. Teringat dada putih yang tadi siang, aku jadi bersemangat untuk melihat, bagaimana sich tante Linda kalau tidur. Pelan-pelan kuintip melalui lubang kunci.Tapi gelap banget. Rupanya lampu dikamar tante Linda sudah padam.
Makin penasaran aku dibuatnya. Kucoba
untuk menarik gagang pintu, ahaa.. ternyata tidak terkunci. Sambil
melihat kiri-kanan, aku beranjak masuk ke kamar tante Linda. Kesempatan
nih pikirku. Terdengar desahan halus tante Linda diatas ranjangnya.
Pelan-pelan aku merayap mendekati tempat tidurnya. Kimono tente Linda
tersingkap keatas sedikit, sehingga memamerkan pahanya yang putih mulus.
Kejantananku langsung bereaksi.
Pelan-pelan kuraba paha tante Linda, sambil menurunkan celana pendekku.
Tante Linda tidak bergeming sedikitpun, dia tertidur begitu pulasnya
membuatku semakin berani. Batang penisku sudah semakin membesar.
Tanganku semakin naik keatas, menyentuh bulit-bukit halus tante Linda.
Tante Linda mendesah, akupun menarik tanganku. Takut ketahuan. Tanganku
kembali naik ke paha dan sekitarnya. Sambil mengocok penisku, kucari
lubang vagina tante Linda. Terasa hangat ditanganku. Ternyata tante
Linda tidak memakai CD ketika tidur. Pelan-pelan kubuka tali kimono
yang berada dipinggangnya.
Tampaklah tubuh putih tante Linda
dengan dada berukuran 36B (kutaksir).Aku membaringkan diri disamping
tubuh tante Linda. Tiba-tiba tante Linda bergeser ke arahku, membuatku
semakin tidak karuan. Sambil menusukkan jariku ke vaginanya, aku pun
pelan-pelan beranjak menindih tante Linda. Tapi tanganku yang satu
kugunakan sebagai penopang tubuhku. Pelan-pelan kutusukkan penisku ke
liang vaginanya yang sudah basah. Tapi masuknya sulit banget. Dan
tiba-tiba dia mengerang.Aku pun menahan napas. Ternyata dia tidak sadar
pada apa yang akan menimpanya. Dengan memastikan sasaran yang tepat,
kedua tanganku kugunakan sebagai penopang tubuhku. Kutusuk pelan-pelan
vaginanya, penisku sudah sebatas kepala yang tenggelam. Aku menanti
reaksi tante Linda. Tidak ada apa-apa (mungkin dia sedang mimpi
hubungan sex dengan Om Boy).
Dengan suatu dorongan yang kuat,
kuhujamkan penisku kedalam liang vagina tante Linda sampai amblas
seluruhnya. Terpekik tante Linda karena kaget.
” Apa yang kau lakukan??” katanya.
” Penisku ingin merasakan vagina tante ” , kataku.
Tante Linda terus berontak.Tapi apalah daya sorang wanita bertinggi badan 165 dengan berat kira-kira 55, terhadap aku yang bertinggi badan 180 cm. Sambil terus menghujamkan penisku dengan keras, terdengar pekikan dan desahan halus tante Linda yang ternyata sudah mulai menikmati besarnya penisku. Saat aku hampir keluar, kuhentikan goyanganku. Ternyata dia marah.
Ia berkata,” Kalau tidak mau kulaporkan kau sama bapakmu, lanjutkan goyangan penismu “.
” Apa yang kau lakukan??” katanya.
” Penisku ingin merasakan vagina tante ” , kataku.
Tante Linda terus berontak.Tapi apalah daya sorang wanita bertinggi badan 165 dengan berat kira-kira 55, terhadap aku yang bertinggi badan 180 cm. Sambil terus menghujamkan penisku dengan keras, terdengar pekikan dan desahan halus tante Linda yang ternyata sudah mulai menikmati besarnya penisku. Saat aku hampir keluar, kuhentikan goyanganku. Ternyata dia marah.
Ia berkata,” Kalau tidak mau kulaporkan kau sama bapakmu, lanjutkan goyangan penismu “.
Aku pun tersenyum dan membalik badan
tante Linda. Kuangkat kimononya dan berkata, aku mau rasain pantat
tante .Tante Linda pun kaget, pantatnya belum pernah dimasukin penis
katanya. Akupun memaksa dengan tusukan keras dan teriakan histeris
tante Linda, kutusuk pantatnya dengan sekuat tenagaku. Terasa sempit
dan licin karena darah tante Linda rupanya. Tak berapa lama aku pun
mengeluarkan air maniku ke pantat tante Linda.
Malam itu aku melakukanya
berulang-ulang, aku betul-betul membuat tante Linda kepayahan sampai
hampir pingsan. Perbuatan itu kami lakukan selama aku berada di sana.
Sampai sekarang aku masih teringat akan perbuatanku terhadap tante
Linda dan aku ingin selalu melakukannya lagi bersama jika aku bertemu
lagi dengannya nanti.
No comments:
Post a Comment