ini Kira-kira baru terjadi sekitar
empat bulan lalu saat aku pindah dari rumah kon-trakanku ke rumah yang
aku beli. Inilah dimulainya cerita dewasa ngentot, cerita dewasa panas dan cerita 17 tahun terbaru ini.
Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain
rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di
lingkungan aku tinggal, dari rumah-ku sekarang jaraknya 3 km. Selama
aku tinggal di ru-mah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu ru-mah
tangga, sebut saja Yarmi.
Dia juga pelayan di toko milik
majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, Yarmilah yang
melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya hitam manis namun
bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami
tinggal, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki,
tapi aku yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami
dari 3 bulan lalu sampai saat ini.
Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Yarmi dan kebetulan dia sendiri yang mela-yaniku …..
“Yarmi, bisa tolong saya cariin pembantu…”
“Yarmi, bisa tolong saya cariin pembantu…”
“Untuk di rumah Bapak…?”
“Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta.”
“Wah gede tuh Pak, yach nanti Yarmi cariin… kabarnya minggu depan ya Pak.”
“Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu…”
“Wah.. banyak amat Pak, makasih deh..”
Kutinggal Yarmi setelah kuberi 500 ribu
untuk men-carikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu
karena banyak tamu dan client-ku yang se-ring datang ke apartemenku dan
aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri,
jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku. Dua hari kemudian, mobilku
dicegat Yarmi ketika melintas di depan rumah majikannya.
“Malam Pak…”
“Gimana Yar, sudah dapat apa belum temen kamu?”
“Gimana Yar, sudah dapat apa belum temen kamu?”
“Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung.”
“Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya.”
“Nggak apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilangin Ibu.”
“Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen.”
“Ok… Pak.”
Keesokan pagi kujemput Yarmi di ujung
jalan dan aku antarkan ke apartemenku. Begitu sampai Yarmi terlihat
bingung karena istriku tidak mengetahui atas kebera-daan apartemenku.
“Tugas saya apa Pak…?”
“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pe-gang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”
“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pe-gang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”
“Baik Pak…”
Dengan perasaan agak tenang
kutinggalkan Yarmi, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan
capai lagi karena sudah ada Yarmi yang membantuku di apar-temen.
Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek
persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu
apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam.
Pikiranku khawatir atas diri Yarmi kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apar-temenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang.
Yarmi sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudara-nya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diang-kat ke closet dimana tangan satunya sedang membersih-kan selangkangannya dengan sabun. Pemandangan luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan aku intip lagi, kali ini Yarmi menghadap ke arah pintu di mana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putting-nya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus me-nutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek.
Pikiranku khawatir atas diri Yarmi kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apar-temenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang.
Yarmi sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudara-nya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diang-kat ke closet dimana tangan satunya sedang membersih-kan selangkangannya dengan sabun. Pemandangan luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan aku intip lagi, kali ini Yarmi menghadap ke arah pintu di mana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putting-nya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus me-nutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek.
Pemandangan seorang gadis kira-kira 19
tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ra-num
dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu
halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin
meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana
kantorku.
Melihat nafsuku mulai berontak dengan
cepat aku tang-galkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa, dengan
per-lahan kubuka pintu kamar mandiku, Yarmi yang sudah kembali
membelakangiku, perlahan aku dekati Yarmi yang membasuh sabun di bawah
shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan
pung-gungnya. Yarmi yang terkaget-kaget berusaha melepas-kan tanganku
dari tubuhnya.
“Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…”
Karena tenaganya lemah sementara aku
yang makin bernafsu, akhirnya Yarmi melemaskan tenaganya sendi-ri
karena kalah tenaga dariku.
Bibir tebal dan merekah sudah
kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sam-bil
menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah
mendarat di pangkal pahanya, vagi-nanya pun sudah kuremas.
“Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak…” desahnya
“Tenang sayang…. nanti juga enak…” bujukku penuh nafsu…
Aku yang sudah makin buas menggerayangi
tubuhnya bertubi-tubi membuat Yarmi mengalah dan Yarmi pun membalas
dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan,
Yarmi pun mulai meng-gelinjang di saat jariku kumasukan ke liang
vaginanya.
“Arghh.. arghh… enak.. Pak.. argh…”
Tubuh Yarmi kubalik ke arahku dan
kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami.
Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya
payudaranya kutemukan juga, lang-sung aku hisap kukenyot, putingnya
kugigit.
Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Yarmi makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya.
“Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…”
Aku pun mulai turun ke bawah setelah
payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke
selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang
menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari
vaginanya.
Aku pun kagum karena Yarmi merawat
vaginanya se-baik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya aku
bersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya.
“Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…”
Aku makin kagum pada Yarmi yang telah
merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Yarmi yang masih
perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan
manis rasa vagina Yarmi.
Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Yarmi diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Yarmi yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitoris-nya yang dari sana rasa manis itu berasal. Yarmi pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak mele-paskan lidahku dari vaginanya.
Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Yarmi diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Yarmi yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitoris-nya yang dari sana rasa manis itu berasal. Yarmi pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak mele-paskan lidahku dari vaginanya.
“Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…”
“Yar…sshh….ahhh vaginamu sedap sekali… kalau begi-ni… …setiap malam aku pingin begini terus…”
“Mmm.. yaaaah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…”
Yarmi makin menjerit keenakan karena
lidahku kupeli-ntir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya.
Setelah hampir 30 menit vagina Yarmi kusedot-sedot, keluarlah cairan
putih kental dan manis serta menyegar-kan membanjiri vagina Yarmi, dan
dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan
menye-garkan badan.
“Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, Yarmi… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…”
“Yar… cairanmu… mmmhh… sedap.. sayang… boleh.. saya masukin sekarang… batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang…”
“Hmmm… boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu…”
Yarmi pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyen-der dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.
Yarmi pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyen-der dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.
“Ohhh… Yarmi.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya… saya jadi makin suka nih…”
“Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…”
“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…”
“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…”
Berulang kali kucoba menekan batangku
memasuki va-gina Yarmi yang masih perawan dan Yarmi pun hanya menjerit
kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku
akhirnya masuk juga ke dalam vagina Yarmi walaupun hanya masuk
setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Yarmi sangat
meng-asyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat
melebihi kehangatan vagina Yarmi mem-buatku makin cepat saja
menggoyangkan batang kontol-ku maju-mundur di dalam vagina Yarmi.
“Yar… vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…”
“Iya.. Pak, tapi masih perih Pak…”
“Sabar ya sayang…”
Kukecup bibirnya untuk menahan rasa
perih vagina Yarmi yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki
batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau
Yarmi menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan
mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya.
“Aaaaahh.. ahhh.. aaaah.. auuuww… Pak… iya Pak.. enak deh…. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Yar-mi.. ..aaaaahh…”
Yarmi yang sudah merasakan kenikmatan
ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal
ini membuatku merasa menemukan kenik-matan tiada tara dan membuat makin
masuk lagi ba-tangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.
Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menem-bus hingga ke
perutnya dimana Yarmi hanya bisa me-mejamkan mata saja menahan hujaman
batangku berkali-kali.
Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuat-ku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Yarmi yang basah oleh air shower membuat tu-buh hitam manis itu makin mengkilat sehingga mem-buat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipi-nya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Yarmi pun membalas dengan menyedot lidahku mem-buat kami makin bernafsu.
Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuat-ku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Yarmi yang basah oleh air shower membuat tu-buh hitam manis itu makin mengkilat sehingga mem-buat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipi-nya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Yarmi pun membalas dengan menyedot lidahku mem-buat kami makin bernafsu.
“Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya nikmat
sekali, Yarmi jadi.. mmauu… tiap malam seperti ini.. aaakh… aakkhh..
Paaakkhh.. Yarmi keeluuaarrr.. nniihh…”
Akhirnya bobol juga pertahanan Yarmi
setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam
vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih
terbenam di dalam vaginanya, ta-pi rupanya selain cairan, ada darah
segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus
me-ngalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah
tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuh-nya supaya tidak jatuh.
Sementara aku yang masih segar bugar
dan bersema-ngat tanpa melihat keadaan Yarmi, dimana batangku yang
masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy
style, tangannya akutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok
dari be-lakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang
mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.
Vagina Yarmi makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental.
Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat se-hingga aku pun memejamkan mata dan melenguh.
“Ohhh… ooohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…”
Yarmi tidak memberi komentar apa-apa
karena tubuh-nya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke
vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah
pertahanan Yarmi untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun
makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi
batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya.
“Aaaaaakhhh… aaaaaaakkhh… Paaaaaaaaaak… Pakkhh… nikmattthhh…”
Setelah tubuhnya mengelepar dan selang
15 menit ke-mudian gantian tubuhku yang mengejang dan mele-daklah
cairan kental dari batangku dan membasahi li-ang vagina Yarmi dan
muncrat ke rahim Yarmi, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah
Yarmi yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan
hampir jatuh di bawah shower kamar mandi.
Batangku yang sudah lepas dari vagina
Yarmi dan ma-sih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga
kugendong tubuh Yarmi dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar
tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.
Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Yarmi yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Yarmi layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Yarmi bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.
Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Yarmi yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Yarmi layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Yarmi bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.
“Pak.. Yarmi puas deh……. batang Bapak
nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Yarmi, Yarmi jadi
kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat me-ngalir deras di
rahim Yarmi… kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Yarmi…?”
“Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak
senang bisa nge-bongkar vagina Yarmi yang masih rapat.. terus terang…
baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku
belum pernah puas seperti sekarang… ma-kanya saya mau Yarmi siap kalau
saya datang dan siap jadi istri kedua saya… gimana..?”
“Saya mah terserah Bapak aja.”
“Sekarang saya pulang dulu yach.. Yarmi… besok aku ke sini lagi…”
“Oke… Pak.. janji yach… vagina Yarmi maunya tiap hari nich disodok punya Bapak…”
“Oke.. sayang…”
Kukecup pipi dan bibir Yarmi, aku mandi
dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku
pasti pulang ke tempat Yarmi terlebih dahulu baru ke istriku, sering
juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku
menikmati tubuh Yarmi pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah
kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir
sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Yarmi.
Ohhhh.. Yarmi, pembantuku dan juga istri keduaku.
No comments:
Post a Comment