Tuesday, October 11, 2011

Oh Adikku Sayang

Namaku boy,aku tinggal dimedan.Aku mau menceritakan pengalaman seksku dirumahku sendiri.Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu.Aku mempunyai seorang kakak,namanya dewi.Kak dewi orangnya cantik.Dia mempunyai tinggi badan 171cm,kulit putih bersih,dadanya kira2 36 dan pantatnya sangat montok.Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari,tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi.Aku sendiri juga lagi malas dirumah.Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku.Jadi dirumah hanya kak dewi sendirian yang lagi nungguin pacarnya.Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar.Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar(jalan2) sendirian.setelah puas jalan jalan aku pun pulang.sampai dirumah kulihat ada kenderaan pacar kak dewi didepan rumah.”aduh..jagain orang pacaran nih..”pikirku.Aku langsung masuk keteras.Tapi aku terkejut.Kulihat kak dewi sedang ditunggangin oleh pacarnya(ngentot).Kubatalkan niatku dan aku terus mengintip permainnan mereka.Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut.Apalagi melihat kak dewi yang sedang bugil dan mendesah desah.Aku memperhatikan mereka dan mengelus-elus penisku.Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga.Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua.setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra diruang tengah.Kutegur mereka dan aku langsung masuk kekamarku.dikamar aku terus membayangkan kak dewi.selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang.Kulihat kak dewi masuk kekamarnya.lalu aku duduk sendirian di ruang tengah.Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk kekamar kak dewi. Rupanya kak dewi sedang ganti baju.Dia terkejut melihatku.”ngapain kamu?”tanyanya. “tadi kakak ngapain sama cowok kakak?”aku balik bertanya. Dia hanya diam.”emang kamu tahu?”tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “Jangan bilang siapa-siapa ya..!”katanya lagi. “oke…tapi kakak harus mau begituan juga sama aku!”ujarku. “kamu mau juga ya…”katanya manja Dia lalu menarikku ketempat tidur. Dibukanya bajunya,lalu dibukanya juga bajuku. Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku didalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya.Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus…. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh… ah…ena..k… erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu..kin aja… pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya. Rasanya enak sekali,penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh…. terus…. sayang…. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas,dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tangan ku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar… erangku. Tahann… sayang…. ujarnya. Lalu ahh…. agh…. oh… kak dewi mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot… crot… kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan.”maksih kak.. betul-betul nikmat”ujarku sambil meremas payudaranya. “iya…. kamu hebat juga”katanya “maukan kakak beginian lagi..?”tanyaku “Kapan aja kamu pengen”ujarnya sambil tersenyum. Aku langsung keluar dan masuk kekamarku.Aku senang sekali.Aku terus minta jatah sama kak dewi.Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu kak dewi lagi haid,jadi kusorong aja pantatnya.Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah,kulihat pintu kamar kak dewi terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu.ah… jangan sekarang ! ada mama tuh! Ujarnya. Tapi aku tak perduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya.Kak dewi mendesah. Lalu dia bangkit,menimpaku sambil berbalik. Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku .Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat,tiba2 pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut.Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu. Muka mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan kak dewi hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. Read the rest of this entry »

Leave a Comment » | Sesama Wanita | Tagged: Adikku Sayang | Permalink
Posted by Admin

Aku Dengan Ibuku
December 9, 2010

Aku adalah penulis cerita “AKU DAN TANTE-TANTE”, “AKU DAN CHINTYA”, “KISAH AMBAR” dan “AKU, AMBAR DAN ULLY”. Setelah selesai menulis cerita tentang ibuku, aku membacanya sambil menghayati. Tanganku meremas kedua payudaraku sendiri. Kemudian kulanjutkan dengan melepas satu persatu kancing bajuku sehingga bajuku terbuka tetapi belum kulepaskan. Tanganku lalu melepas BH yang kupakai. Aku menjadi leluasa dalam meremas kedua payudaraku. Setelah beberapa lama meremas kedua payudaraku, tangan kananku turun ke bawah dan menarik retsliting celana jeans pendek yang kupakai. Tanganku langsung mengusap liang kenikmatanku yang yang sudah bebas menantang dan mulai basah dan dilanjutkan dengan jariku masuk ke dalam liang kenikmatanku.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh ibuku.
“Cerita Ibu sudah kamu ketik Mit.” “Sudah Bu. Ini kalau Ibu mau periksa.”
Kujawab pertanyaan ibuku sambil berdiri mengancingkan bajuku. Tapi belum sempat aku mengancingkan bajuku, ibuku sudah berkata lagi, “Bajumu jangan kamu kancingkan dulu. Ibu mau kamu mengajari, bagaimana bercumbu supaya tahan lama.”
Aku kaget mendengar perkataan ibuku. Aku ingin berbicara untuk menolak. Tetapi mulutku seakan terkunci melihat ibuku sudah melepas bajunya dan ternyata dia tidak memakai BH. Kedua payudaranya yang lebih besar sedikit dari kedua payudaraku membuatku ingin menghisapnya.
Ibuku lebih dulu menghampiriku sambil berkata, “Puaskan aku, sayaang..” Aku hanya diam ketika ibuku sudah melepas bajuku dan meremas kedua payudaraku. Akupun tidak tinggal diam. Kedua tanganku meremas kedua payudara ibuku. Aku ingin mendesah ketika remasan ibuku terlalu kuat, tetapi bibirku dicium oleh ibuku dan aku membalas ciumannya. Mulut ibuku turun dan menghisap kedua payudaraku bergantian sambil meremasnya dan juga melepaskan bajunya. Tanganku memegang kepala ibuku.
Setelah beberapa lama, mulut ibuku naik kembali ke atas dan mencium bibirku. Gantian mulutku yang turun ke bawah dan menghisap kedua payudara ibuku, bergantian sambil meremasnya. Setelah aku puas dengan itu, mulutku naik lagi ke atas dan kukeluarkan lidahku yang disambut dengan lidah ibuku yang juga dikeluarkan. Lidah kami saling berjilatan. Sedangkan tangan kami juga memegang kedua payudara masing-masing untuk ditempelkan. Setelah kedua payudaraku dan kedua payudara ibuku menempel, ibuku memelukku dan kami berdua saling mendesah panjang. Read the rest of this entry »

Leave a Comment » | Sesama Wanita | Tagged: Aku dengan Ibuku | Permalink
Posted by Admin

Yoan Dan Siska
December 9, 2010

Siska terengah-engah ketika Yoan mulai meraba selangkangannya, membuat seluruh tubuhnya bergetar. Sentuhan kasar itu sangat nikmat rasanya. Jari-jari Yoan memainkan klitorisnya yang tebal, membuat gumpalan daging itu merekah kemerahan dan basah. Kemudian Yoan berhenti dan Siska tahu apa yang harus ia lakukan. Siska mulai melepas jeans-nya dan kemudian melepaskan celana dalamnya yang sudah basah dan lengket. Kemudian Siska duduk kembali di sofa dan membuka kakinya lebar-lebar.
“Cepat Yoan, sebentar lagi orang tua Siska datang, cepat!” kata Siska sambil mengusap-usap selangkangannya. Yoan lalu berlutut di depan selangkangan Siska yang masih menunggu. Bibir vaginanya yang masih perawan berwarna merah kecoklatan, dengan gumpalan daging kecil di atasnya, yang ditumbuhi rambut-rambut tebal di sekelilingnya. Yoan menjulurkan lidahnya, merasakan kenikmatan selangkangan Siska yang basah dengan penuh nafsu. Yoan menghisap-hisap klitorisnya dengan nikmat, dan sesekali lidahnya menjulur masuk ke lubang kemaluannya. Dijilatinya terus selangkangan Siska, sambil ia sendiri merogoh ke balik celana dalamnya mengusap-usap kemaluannya yang terangsang. Nafas Siska semakin cepat, seiring dengan hampir sampainya ia ke puncak. Jilatan dan gigitan-gigitan Yoan ke selangkangannya sangat nikmat dan tepat ke titik-titik nikmatnya. Hisapan-hisapan mulut Yoan membawanya melayang menuju klimaks. Pahanya semakin terasa kaku dan otot-otot kemaluannya semakin meregang seiring dengan mengalirnya cairan kemaluannya, sampai akhirnya Siska berteriak ketika ia mencapai puncak.
Begitu nikmatnya sampai Siska bergelinjang ke kanan dan ke kiri merasakan otot-otot kemaluannya mengalami orgasme. Sensasi itu sangat nikmat dibarengi dengan jilatan-jilatan Yoan yang masih terus mencari sela-sela di tengah-tengah kemaluannya, seakan-akan haus akan cairannya. Sampai akhirnya otot-ototnya mulai relaksasi dan Siska langsung mendorong kepala Yoan menjauh karena klitorisnya sudah sangat sensitif terhadap sentuhan. Siska harus mendorong kepala Yoan agak kuat karena Yoan kelihatannya masih belum puas.
“Cukup Yoan, cukup, Siska sudah kecapekan! Tuh, suara klakson mobil Papa! Cukup Yoan!” kata Siska setengah berteriak sambil mendorong kepala Yoan untuk yang ketiga kalinya. Siska langsung berdiri dengan agak terhuyung-huyung karena masih lemas, lalu langsung memakai celana dalamnya, diikuti celana jeans-nya, dan pas ketika itu pintu depan terbuka dan orang tua Siska masuk ke dalam.

“Eh, Yoan.. sudah lama di sini?” sapa Ibu Siska yang masuk sambil menenteng keranjang belanjaan.
“Lumayan, saya lagi mau pulang ini, Tante.” jawab Yoan sambil menyeka bibirnya yang basah oleh cairan Siska.
“Kamu mau anterin Yoan pulang, Sis?” tanya ayah Siska, “Ati-ati lho.. di Siliwangi rada macet.”
“Iya, Pap.. Siska pergi dulu ya, Pap.. Mam..”
“Mari, Oom.. Tante!”
“Ya, ati-ati ya!” jawab Ibu Siska.

Begitu Siska sudah menjalankan mobilnya sampai keluar rumahnya, Yoan langsung berkata, “Aku masih belum puas Siska, kita harus melakukannya lagi kapan-kapan, harus!”
“Yoan.. aku ngerasa nggak enak tentang ini.. maksudku, ini kan nggak normal, ini hubungan lesbian, Yoan!”
“So what kalo ini lesbian, ini jauh lebih baik daripada straight sex, kan? Lebih kecil resikonya, dan dengan kadar kenikmatan yang lebih. Yah.. maksudku aku juga menikmati hubungan seks dengan pacarku sih.. sangat menikmati.. tapi ini kan demi kamu, kamu yang ingin merasakan nikmatnya orgasme, dan aku juga ingin menikmati hubungan sesama jenis dari dulu. Kita ini adalah pasangan yang tepat untuk bereksperimen, Siska! Sangat tepat. Aku jadi dokternya dan kamu jadi pasiennya, iya kan Siska?” Read the rest of this entry »

Leave a Comment » | Sesama Wanita | Tagged: Yoan Dan Siska | Permalink
Posted by Admin
Aku Dan Regina
December 9, 2010
Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu. Tak lama kemudian pembantunya keluar.

“Ada perlu apa, Non?” tanyanya.
“Ng.. Gina ada, Mbak?”
“Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali.
“Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.”
“Baiklah, Mbak.”
Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina. Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis. Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.
“Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.”
“Lho, kamu lagi ngapain, Gin?” tanyaku.
“Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.”
“Kenapa?”
“Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.”
“Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur. Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar.
“Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!” kataku sambil berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja. Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang.
“Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku

No comments:

Post a Comment